Seperti Buah dengan Rasanya Masing-masing

Setiap individu pasti sering mengalami pergulatan hebat dalam dirinya dikala dituntut untuk menentukan suatu pilihan. Pilihan yang berpengaruh kepada dirinya sendiri maupun orang banyak.

Yang kurang dipahami orang adalah tiap keputusan yang mereka ambil mempunyai resikonya masing-masing, seperti buah dengan rasanya yang khas satu sama lain. Sehingga tidak jarang seseorang berkeputusan untuk tidak membuat suatu pilihan, padahal tidak memilih merupakan sebuah pilihan juga yang mempunyai resikonya sendiri. (baca sini)

Bagaimana pilihan yang kita ambil menentukan kematangan kita dalam bertindak. Beberapa orang hanya mengandalkan perasaannya saja dalam mengambil keputusan tanpa menghadirkan sisi logika, padahal kedua elemen tersebut sepatutnya dijadikan modal untuk menghasilkan sebuah pilihan.

“Namun perasaan kan berasal dari hati, dan yang berasal dari hati banyaknya benar?”, ya betul… namun bukankah Allah berfirman: “.. Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum tersebut tidak berusaha ‘tuk mengubahnya.”, dari penggalan ayat tersebut, berarti kita harus menghadirkan sisi realitas di dalam hidup kita.

Bukan hanya pengharapan dan kepasrahan buta tanpa berusaha, kurang lebih seperti itu yang saya tangkap di dalam ayat tersebut. Sehingga diperlukanlah sebuah elemen logika, elemen realitas untuk menghasilkan sebuah pilihan yang bijak untuk semua, yang tentunya atas izin Yang Maha Kuasa.

Maka berpikirlah dua kali, atau bahkan beribu-ribu kali untuk tidak membuat pilihan. Karena dengan membuat pilihan, berarti kita mengizinkan diri kita untuk maju kedepan, step forward dalam menjalani hidup. Sedangkan abstain dalam sebuah pilihan, sama saja kita diam tidak bergerak.

Dan bukankah DIAM itu sama saja dengan MATI ???

best regards,
sangterasing

image source: 1, 2